Xi`an, China (ANTARA) - Dubes RI untuk China Sudrajat berupaya mempercepat penyelesaian kasus yang terjadi antara Merpati Nusantara Airlines (MNA) dengan Xi`an Aircraft Industri Co Ltd (XAC) sehingga masing-masing negara tidak ada yang dirugikan.
"Saya ingin segera masalah antara kedua perusahaan penerbangan itu bisa segera diselesaikan secepatnya, mengingat masalahnya sudah ditangani antar pemerintah (G to G)," kata Dubes Sudrajat, di Xi`an, provinsi Shaanxi, China, Senin.
"Saya ingin segera masalah antara kedua perusahaan penerbangan itu bisa segera diselesaikan secepatnya, mengingat masalahnya sudah ditangani antar pemerintah (G to G)," kata Dubes Sudrajat, di Xi`an, provinsi Shaanxi, China, Senin.
Hal tersebut dikemukakannya usai melakukan pembicaraan dengan Presdir Grup XAC Meng Xiang Kai beserta jajarannya.
Menurutnya, pembicaraan dengan petinggi XAC dan kunjungan ke pabrik produsen pesawat itu untuk menindaklanjuti hasil pertemuan antara Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati yang pada 19 Maret 2009 melakukan pertemuan dengan Wakil PM China Li Keqiang, yang antara lain membicarakan solusi masalah MNA dengan XAC.
Sudrajat mengatakan, dalam pembicaraan antara Sri Mulyani dengan Li Keqiang tersebut telah disepakati bahwa penyelesaian ini telah ditingkatkan oleh G to G dan tidak lagi dilakukan oleh antar perusahaan.
Dalam pembicaraan tersebut, kata Sudrajat, kedua belah pihak yakni Indonesia dan China telah sepakat untuk melakukan negosiasi ulang terkait rencana pembelian atau sewa pesawat produksi XAC oleh MNA.
"Semangat kebersamaan antara kedua belah pihak dikedepankan dalam upaya penyelesaian masalah ini. Sehingga kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan," katanya.
Untuk itu, katanya, Departemen Perdagangan RI rencananya akan mengirimkan utusannya ke China untuk bertemu dengan Kementrian Perdagangan China (MOFCOM) untuk melakukan pembicaraan lebih rinci, serta melibatkan departemen lain seperti Departemen Keuangan.
Sejumlah negosiasi yang akan ditata ulang antara lain menyangkut jumlah pemesanan, harga, serta berapa lama pinjaman yang akan disepakati oleh kedua belah pihak.
"Pembicaraan konstruktif dan saling pengertian tadi telah kita lakukan dan kedua belah pihak sepakat bahwa masalah ini agar bisa segera diselesaikan secara bersama dengan semangat kebersamaan," kata Sudrajat.
Hubungan ekonomi kedua negara sempat "memanas" sehubungan dengan adanya kisruh pengadaan 15 pesawat buatan Xian Aircraft Industry Company Ltd seharga 15 juta atau Rp180 miliar.
Pesawat ini direncanakan melayani rute Indonesia Timur dengan cara sewa. Dua dari 15 pesawat yang dipesan telah didatangkan, namun belakangan Merpati mengurangi jumlah pesanan karena harga jual Xian dinilai terlalu mahal.
Xian menolak permintaan Merpati karena sudah terikat kontrak. Buntutnya, Xian menggugat perusahaan pelat merah itu sebesar Rp1 triliun.
Akibat kisruh Merpati-Xian, kucuran kredit pemerintah China untuk proyek pembangkit listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) disebut-sebut bakal tersendat.
Terkait dengan adanya "ancaman" dari pemerintah China yang tidak lagi akan mengucurkan kredit untuk proyek pembangkit listrik PLN, Sudrajat menegaskan bahwa hal itu tidak berdasar sama sekali dan tidak ada kaitannya.
"Adanya suara-suara semacam itu tidak benar karena memang masalahnya berbeda. Upaya penyelesaian kasus MNA dan XAC itu juga bukan terkait dengan ancaman China tidak lagi mau mengucurkan kredit untuk proyek PLN," tegasnya.
Mr. Peace Poenya :
http://www.jenongscorner.blogspot.com/
http://www.elsalam-cash.blogspot.com/
http://www.elsalam.50webs.com/
http://www.jenongscorner.blogspot.com/
http://www.elsalam-cash.blogspot.com/
http://www.elsalam.50webs.com/
No comments:
Post a Comment
Silahkan tuliskan komentar anda... :)